Sabtu, 24 Maret 2012

TAK TERKALAHKAN

TAK TERKALAHKAN
kau yang di sana yang berjiwa lemah
mendekat padaku, raih tanganku
karena ku di sini pantang menyerah
bersatu kita, bersama kita hebat dan takkan terkalahkan

we got to move on
bergerak on and on and on
you got to move in
come on come on come on let's join

we got to move on
bergerak on and on and on
you got to move in
come on come on come on let's join

bergerak beranjak merapat melesat
angkat semangatmu kawan, kita di barisan depan
satukan tekad, kita tak terkalahkan
satukan langkah, kita tak terkalahkan

kau yang di sana yang berjiwa lemah
mendekat padaku, raih tanganku
karena ku di sini pantang menyerah
bersatu kita, bersama kita hebat dan takkan terkalahkan

berkali ku bilang kan
jadi orang harus optimis
mencari terang di tengah hujan
dont stop, jangan bergerak statis

jump jump melangkah pasti
pump pump ku terbang tinggi yo
yeah that's true we can handle it
unbreakable, we can break that shit

come on here we go
satukan tangan kita let's go
i'm unbeatable layaknya chris john

we got to move on
bergerak on and on and on
you got to move in
come on come on come on let's join

it's our time to make it right
to get everything tonight
and fight for your rights
let the music take control
let the music take your soul

kau yang di sana yang berjiwa lemah
mendekat padaku, raih tanganku
karena ku di sini pantang menyerah
bersatu kita, bersama kita hebat dan takkan terkalahkan

we got to move on
bergerak on and on and on
you got to move in
come on come on come on let's join

we got to move on
bergerak on and on and on
you got to move in
come on come on come on let's join

we got to move on
bergerak on and on and on
you got to move in
come on come on come on let's join

we got to move on
bergerak on and on and on
you got to move in
come on come on come on let's join
CIPT : BONDAN & FADE 2 BLACK

MIKOLOGI TUMBUHAN

MIKOLOGI TUMBUHAN

            Infeksi jamur dapat berupa superficial, sub kutan, atau sistemik, tergantung pada karakteristik organisme dan host. Dalam pembahasan ini konsentrasi tertuju pada infeksi jamur superficial, dimana lebih mengkhususkan pada pada stratum korneum dan rambut. Dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofita. Istilah dermatofitosis harus dibedakan dengan dermatomikosis. Dermatomikosis mempunyai arti umum yaitu semua penyakit jamur yang menyerang kulit2.

Tinea kapitis

            Tinea kapitis adalah dermatofitosis pada scalp dan rambut. Dapat disebabkan oleh beberapa pathogen dermatosis dari golongan trichopyton dan microsporum juga dijumpai T.concentricum. penyebab tersering secara universal disebabkan oleh M. canis3.
epidemologi insiden dari tinea kapitis sulit diketahui, namun paling sering di jumpai pada anak anak usia 3 sampai 14 tahun. Transmisi meningkat pada personal hygiene yang buruk, penduduk yang padat dan status sosial ekonomi rendah3.

            Pathogenesis ectothrix dermatosis tipikal infeksi berada pada perifolikuler stratum korneum, tersebar disekitar dan di dalam rambut pada celah kecil sebelum turun kedalam folikel untuk melakukan penetrasi pada kortex rambut. Setelah mencapai kortex rambut antroconia pindah kepermukaan. Tampilan mikroskopis, hanya ectotrix antroconidia yang bisa di jumpai menempel di samping rambut, meskipun intrapilar hyfa dijumpai sangat jelas3.
Pathogenesis dari endothric infeksi sama dijumpai antroconidia didalam rambut. Menggantikan intrapilar keratin dan meninggalkan kortex secara utuh. Hasilnya, rambut sangat mudah rontok dan putus pada pada bagian skalp dimana kekuatan dinding folikelnya telah hilang. Meninggalkan sisa rambut yang sangat kecil. Jadi, tinea capitis black dot di jumpai3.

Temuan klinis manifestasi klinis dari tinea kapitis tergantung dari etiologi (table 1)

Table 1 jenis orginisme dengan tipe klinis dari tinea kapitis
Inflammatory  Noninflamatory           Black dot        favus
Microsporum audouinii           M. audouinii    Trichophyton tonsurans          M. gypseum
M. caris           M. caris           T. violaceum    T. schoenieinii
M. gypseum    M. ferrugineum                       T. violaceum
M. nanum        T. tonsurans                
T. mentagrophytes                             
T. schoenieinii                        
T. tonsuranns                          
T. verrucosum
                       
Grey patch ringworn merupakan tinea kapitis yang biasa disebabkan oleh antropopilic ectothrix seperti genus microsporum. Inflamasi ditemukan minimal sehingga beberapa literature menamakan jenis ini yaitu noninflamatory, human, or epidemic type. Jenis ini sering ditemukan pada anak anak. Penyakit mulai dengan papul merah yang kecil disekitar rambut. Papul ini melebar dan membentuk bercak, yang menjadi pucat dan bersisik. Keluhan penderita adalah rasa gatal. Warna rambut menjadi abu abu dan tidak berkilat lagi. Rambut mudah patah dan terlepas di akarnya, sehingga mudah dicabut dengan pinset tanpa rasa nyeri. Alopesia setempat dapat di jumpai. Tempat ini terlihat sebagai grey patch. Pada pemeriksaan lampu wood dapat dilihat fluoresesnsi hijau kekuning kuningan pada area yang sakit2, 3.

            Kerion / inflammatory type dapat dijumpai inflamasi hebat akibat hipersensitifitas reaksi infeksi. Spektrum inflamasi mulai dari pustular folikulitis menuju kerion. Lesi inflamasi biasanya gatal dan biasa disertai nyeri, limfadenopaty servikal posterior, demam. Juga dapat berupa pembengkakan yang menyerupai sarang lebah dengan sebukan sel radang yang padat disekitarnya. Bila penyebabnya microsporum canis dan M. gypseum, pembentukan kerion lebih sering dilihat. Kelainan ini dapat menimbulkan sikatrik dan menyebabkan alopesia menetap. Sikatrik yang menonjol kadang kadang dapat dijumpai3.

            Black dot ringworm terutama disebabkan oleh antropohilic endothrix organisme trichopyton tonsurans dan T. violaceum. Pada permulaan penyakit gambaran klinis berupa yang disebabkan oleh genus microsporum. Rambut yang terkena infeksi patah, tepat pada muara folikel, dan yang tertinggal adalah ujung rambut yang penuh spora. Memberi gambaran khas black dot. Dalam hal ini perlu dilakukan irisan kulit untuk mendapat bahan biakan jamur3.
Gambar 1 gambaran flouroresensi penderita tinea capitis

            Prosedur diagnostik diagnosis klinik pada dermatofitosis infeksi dapat dikomfimasi oleh evaluasi mikroskopis dan kultur. Meskipun evaluasi secara mikroskopis dapat mengidentifikasi jamur dalam beberapa menit, namun tidak memberikan spesifisitas untuk identintifikasi jenis agen infeksi. Evaluasi secara mikroskopis dapat memberikan gambaran hasil negative palsu, pemeriksaan kultur sebaiknya dilakukan ketika temuan klinik mengarah infeksi jamur3.

            Pemeriksaan mikroskopis rambut. pemeriksaan pada lesi melibatkan kulit kepala atau jenggot dengan woods lamp yang dapat mengungkapkan pathogen tertentu sesuai flouroresensi ruam (table 2). Dengan demikian rambut yang flouroresensi harus di pilih untuk pemeriksaan lanjutan. Namun, penting untuk dicatat bahwa ectotrhrix organisme M.canis dan M. audouinii akan memperlihatkan flouroresensi pada pemeriksaan woods lamp, endothrix organisme, T. tonsurans, tidak memperlihatkan flouroresensi pada woods lamp. meskipun, T. tonsuran sekarang menjadi penyebab tinea capitis paling umum di Amerika Serikat, sehingga penggunaan pemeriksaan woods lamp memjadi terbatas. Cara pemeriksaan secara mikroscopis adalah, rambut harus dipetik, tidak memotong, memakai slide mikroskopik dengan 10% hingga 20% pottasium hidroxide (KOH), ditutupi dengan cover glass dan sedikit hangat. mikroskop daya yang rendah akan mengungkapkan dua pola kemungkinan infeksi 2, 3.

1.         Ectothrix-kecil atau besar anthroconidia membentuk selubung disekitar batang rambut; atau
2.         Endothrix-anthrocoinidia dalam batang rambut

Table 2 karakteristik laboratorium dari dermatofitosis yang menyebabkan tinea capitis
Ectothrix         Endothrix
Yellow-green fluorescence
-          M. audouinii



-          M. canis

-          M. ferrugineum

Dull grey-green fluorescence
- T. schoenleinii

No fluorescence
-          M. fulfum



-          M. gypseum

-          T. megninii

-          T. mentagrophytes

-          T. rubrum

-          T. verrucosum

No fluorescence
-          T. gourvilii



-          T. soudananse

-          T. tonsurans

-          T. violaceum

-          T. yaoundei

            Pemeriksaan kultur. Pemeriksaan dengan pembiakan perlu untuk menyokong pemeriksaan langsung sediaan basah dan untuk menentukan spesies jamur. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menanamkan bahan klinis pada media buatan. Yang dianggap paling baik pada waktu ini adalah medium agar dextrose sabouraud. Pada agar sabouraud dapat ditambahkan antibiotik saja (kloramfenikol) atau ditambah pula klorheksimid. Kedua zat tersebut diperlukan untuk menghindarkan kontaminasi bacterial maupun jamur kontaminan2.

Diagnosis banding (box. 1)

Box 1
Diagnosis banding dari tinea capitisKemungkinan tersering 
Dermatitis seboroid, atopic dermatitis, impetigo dan pustular atau plak psoriasis, bacterial pyoderma, folikulitis, dan perifolikulitis capitis
Pertimbangan

Alopecia areata, trichotiliomania, pseudopelade
Rule out

Syphilis, lupus eritematosus
Terapi. tujuan dari penanganan adalah untuk mencapai klinis dan micology obat secepat mungkin. Anti fungi oral terapi pada umumnya sangat dibutuhkan4.

Topikal

            Penanganan secara topical saja tidak direkomendasikan untuk pengobatan tinea tinea capitis. Namun hal tersebut mungkin dapat mengurangi penularan kepada orang lain dalam tahap awal pengobatan secara sistemik. Selenium sulfide dan providone iodine shampoo di gunakan 2 kali seminggu, dapat mengurangi spora dan diasumsikan dapat mengurangi infektivitas 4.

Oral
            Griseofulvin merupakan fungistatik, dan menghambat sintesis asam nukleat, menghambat pembelahan sel pada metafase dan mempengaruhi sintesis dinding sel jamur. Juga merupakan antiinflamasi. Masih merupakan satu-satunya terapi ber lisensi untuk ruam karena jamur kulit kepala di Inggris. Tersedia dalam bentuk tablet atau suspensi. Dosis yang dianjurkan usia lebih dari 1 bulan adalah 10 mg / kg per dosis. Kosumsi tinggi lemak akan membantu absorbsi dan boiavabilitas obat. Dosis yang rekomendasi bervariasi sesuai dengan formulasi yang digunakan, dosis yang lebih tinggi yang direkomendasikan oleh beberapa penulis untuk micronized griseofulvin sebaliknya tidak dengan ultramicronized griseofulvin, tetapi sampai 25 mg/kg mungkin diperlukan. Durasi terapi tergantung pada organisme (misalnya T. tonsurans infeksi mungkin membutuhkan jadwal pengobatan yang berkepanjangan) bervariasi antara 8 dan 10 minggu. Pengobatan jangka pendek dapat menghasilkan tingkat kambuh yang lebih tinggi. Efek samping berupa mual dan ruam pada 8 15%. Obat ini kontraindikasi pada kehamilan. Lupus eritematosa, prophyria dan kelainan hati. Interaksi obat termasuk warfarin, cyclosporine dan pil kontrasepsi oral 4, 5.

            Terbinafine. bekerja pada membran sel jamur dan meruakan fungisida. Efektif terhadap semua dermatofit. Belum ber lisensi untuk tinea capitis, meskipun lisensi untuk anak >2 tahun masih dalam pertimbangan. Setidaknya sama efektif dengan gliserofulvin dan aman bagi pengobatan ruam pada kulit kepala yang disebabkan oleh Trichophyton sp. Pada anak anak. Perannya dalam pengelolaan Microsporum sp. Belum pasti. Bukti awal menunjukkan bahwa lebih tinggi dosis atau lama terapi (4 minggu). mungkin diperlukan di Microsporum infections. Dosis tergantung pada berat badan pasien, antara 3 6 mg/kg per hari (lihat Tabel 3). Efek samping berupa; gangguan gastrointestinal dan ruam pada 5% dan 3% kasus. Keuntungan, Fungisida sehingga dibutuhkan terapi lebih pendek sehingga meningkatkan kepatuhan berobat. Interaksi obat. konsentrasi plasma berkurang dengan rifampisin dan meningkat pada simetidin 4, 6.

Table. 3 regimen dosis untuk tinea capitis
Nama obat       Dosis   Durasi
Gliserofulvin   10 25 mg/kg per hari            8 sampai 10 minggu
Terbanafine     < 20 kg 62,5 mg20- 40 kg 125 mg 
>40 kg 250 mg

4 minggua
itrakonazol      5 mg/kg per hari          1 sampai 4 minggu
a waktu untuk Microsporum infeksi
Flukonazol. Kadang-kadang digunakan untuk tinea capitis namun penggunaannya telah dibatasi terutama karena efek samping obat. Dosis 3 5 mg / kg per hari selama 4 minggu, efektif pada anak anak dengan tinea capitis 4.

            Ketokonazol. Kadang-kadang digunakan untuk tinea capitis namun penggunaannya telah dibatasi terutama karena efek samping obat. Dosis antara 3 6 mg/kg per hari. Resolusi sebanding dengan griseofulvin tapi respon dapat lebih lambat. Namun, efek samping cukup signifikan. Beberapa study tidak menunjukkan secara konsisten ketokonazole lebih efektif terhadap griseofulvin dan penggunaannya pada anak-anak dibatasi akibat hepatotoksisitas 4, 5.
Pengobatan tambahan
            Steroid / antibiotik / antihistamin, penggunaan kortikosteroid(baik secara oral atau topikal) untuk varietas inflamasi,misalnya kerions, reaksi inflamasi hebat controversial untuk digunakan, tapi dapat membantu mengurangi gatal dan ketidaknyamanan. walaupun dahulunya steroid telah digunakan untuk meminimalisir resiko dari alopesia sekunder permanen untuk skar, bukti saat ini, tidak menyarankan pengurangan apapun dalam waktu pembersihan dibandingkan dengan dosis tunggal griseofulvin.
Juga, tidak ada studi yang mendukung penggunaan antibiotik pada pasien dengan kerion karena jarang terkena infeksi bakteri sekunder 4.
Pada pasien dengan pruritus, antihistamin sistemik dapat mengurangi ketidaknyamanan dan dapat mencegah penyebaran spora 4.

Daftar pustaka

Gawkrodger D. J. (2002). Dermatology an illustrated colour text.  third edition. Churchill livingstone : United Kingdom
Djuanda A, Hamzah Mochtar, Aisah S. (2006). Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi IV. Pusat penerbit departemen ilmu penyakit kulit dan kelamin FKUI: Jakarta
Wolff K, smith L. A, kats S. L, Gilchrest B. A, Paller A. S, Leffell D. J. (2008). Fitzpatricks dermatology in general medicine. 7th edition. The mcgraw-hill companies: United State of America
Higgins E. M, Fuller L. C, Smith C. H. (2000) Guidelines for the management of tinea capitis. British Journal of Dermatology : United Kingdom
Gunawan G. S, Nafrialdi S R, Elysabeth. (2007). Farmakologi dan terapi. Departemen farmakologi dan terapetik FKUI : jakarta
Horii K. A. (November 2008). Volume 20 number 5. Terbinafine vs Griseofulvin for Tinea Capitis. American academic of pediatric grand rounds

Sumber
http://alfinzone.wordpress.com/2010/11/17/60/

Selasa, 20 Maret 2012

PERILAKU KEORGANISASIAN*

BAB I


Pengorganisasian (Organizing)
1. Arti Organisasi
            Organisasi berasal dari bahasa Yunani Organon atau dalam  bahasa Latin organum yang artinya alat, bagian atau anggota badan. Dari berbagai macam batasan organisasi dapat disarikan adanya dua pengertian, yaitu pertama rumusan J.D. Mooney yang menyatakan organisasi sebagai perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama, dan kedua batasan C.I. Barnard yang menyebutkan organisasi sebagai sistem dari usaha-usaha kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dengan demikian organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam pengertian: sebagai alat dan sebagai fungsi atau organisasi sebagai manajemen. Dengan perkataan lain, berdasarkan sifatnya organisasi dapat dibedakan antara organisasi statis dan organisasi dinamis.

            Organisasi statis adalah gambaran secara skematis tentang hubungan kerjasama antara orang-orang yang terdapat dalam suatu usaha untuk mencapai sesuatu tujuan. Sedangkan organisasi dinamis adalah setiap kegiatan yang berhubungan dengan usaha merencanakan skema organis, mengadakan departemenisasi, menetapkan wewenang, tugas, dan tanggung jawab dari orang-orang di dalam suatu badan/organisasi. Ringkasnya organisasi dinamis adalah kegiatan-kegiatan mengorganisir yaitu kegiatan menetapkan susunan organisasi suatu usaha.
2. Hubungan antara orang-orang di dalam suatu organisasi
            Berdasarkan hubungan antara orang-orang yang terdapat di dalam suatu organisasi dikenal pula adanya organisasi formal , yaitu  sistem kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dan dikoordinasikan secara sadar untuk mencapai tujuan tertentu; danorganisasi informal yang merupakan  kempulan hubungan antara pribadi-pribadi tanpa tujuan bersama yang disadari. Meskipun pada akhirnya hubungan-hubungan tak disadari tersebut ternyata dilakukan untuk mencapai tujuan bersama.
Dengan demikian seperti halnya administrasi, maka ada tiga unsur utama dalam organisasi, yaitu:
·         adanya sekelompok orang
·         adanya hubungan kerjasama antara orang-orang tersebut
·         adanya tujuan bersama yang ingin dicapai
3. Dasar-dasar Organisasi
            Tugas pokok seorang manager antara lain adalah menyusun organisasi sedemikian rupa sehingga orang-orang dapat bekerja sama dengan efektif dalam rangka mencapai tujuan. Oleh karena itu  seringkali kita dengar ungkapan bahwa seorang manager atau pemimpin yang baik adalah seorang organisator yang baik pula.
Adapun prinsip-prinsip atau dasar-dasar organisasi tersebut adalah:
Ø  Tujuan yang jelas
Ø  Kesatuan komando
Ø  Pembagian kerja
Ø  Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab
4. Bentuk-Bentuk atau Tipe-Tipe Organisasi
Ada 4 macam bentuk atau tipe organisasi yang sering kita temui di dalam praktik:
1. Organisasi Lini (Garis)
            Organisasi Lini adalah  bentuk organisasi di mana pimpinan  dipandang sebagai sumber wewenang tunggal. Garis komandonya kuat dan hanya satu, yaitu dari atas ke bawah. Dengan demikian segala keputusan kebijaksanaan dan tanggung jawab ada pada satu tangan. Bentuk ini biasanya dipakai untuk organisasi yang orang-orangnya sedikit sehingga tugas-tugas pekerjaan yang ada di dalamnya juga tidak terlampau kompleks.  (contoh: Struktur Organisasi Lini)
2. Organisasi Lini dan Staf
            Organisasi Lini dan Staf adalah organisasi di mana pimpinan dibantu oleh sekelompok staf, yang mempunyai wewenang fungsional memberikan bantuan pemikiran/saran-saran. Sedangkan wewenang komando tetap berada di tangan pimpinan atau kelompok lini, yang melaksanakan tugas-tugas pokok dalam organisasi dan yang berhak mengambil keputusan terakhir. Bentuk ini lebih sesuai untuk organisasi yang besar dengan kegiatan yang banyak dan kompleks dan melibatkan banyak orang. (contoh: Struktur Organisasi Lini dan Staf).
3. Organisasi Fungsional
            Organisasi Fungsional adalah organisasi  di mana orang-orang digolongkan menurut fungsi atau pekerjaan yang mereka lakukan. Dalam bentuk organisasi fungsional bawahan mendapat perintah dari beberapa kepala bagian yang masing-masing ahli dalam bidangnya. (contoh: Struktur Organisasi Fungsional)
4. Organisasi Panitia
            Organisasi Panitia adalah bentuk organisasi yang pimpinannya bersifatkolegial atau dewan, artinya terdiri dari beberapa orang. Segala keputusan diambil dan dipertanggung jawabkan secara bersama-sama. (contoh: Struktur Organisasi Panitia).

5. Batas-batas dan lingkungan organisasi
Terlepas dari soal ukuran, lokasi, tau misi, semua bisnis beroperasi di lingkungan eksternal yang lebih luas. Lingkungan eksternal terdiri dari segala sesuatu yang berbeda di luar batas-batas organisasi dan mungkin mempengaruhi organisasi tersebut. Tidak heran, lingkungan eksternal memainkan peran besar dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan semua organisasi. Oleh karena itu, manajer harus memahami lingkungan mereka secara lengkap dan dapat juga mempengaruhi lingkungan mereka. Untuk menjelaskan lebih baik lingkungan bisnis, akan di mualai dengan membahas batas-batas organisasi dan kemudian memperkenalkan konsep tentang lingkungan multi organisasi.

Batas-batas organisasi
Secara sederhana, batas-batas organisasi adalah batasasn yang memisahkan organisasi dari lingkungannya (eksternal). Tetapi walaupun relative mudah diidentifikasi, batas-batas itu menjadi semakin rumit dan sulit untuk ditunjukan. Lihat kasus sederhana sebuah took serba ada kecil yang terdiri dari gerai penjualan barang, ruang penyimpanan, dan kantor manajer/pemilik. Bagaimanapun juga, batas-batas took berhubungan dengan struktur fisiknya: bila anda berjalan melalui pintu, anda melintasi batas bisnis, dan ketika anda kembali keluar torotoar, anda melintasi batas kembali ke lingkungan ( eksternal ).
Namun con toh itu tidak sederhana yang terlihat. Selama berlangsungnya aktivitas bisnis, para distributor produk minuman bir, makanan kecil, es, es, dan roti bisa memasuki toko, menginventori produk yang mereka distribusikan, dan secara otomatis mengisi ulang kulkas dan rak seolah-olah adalah karyawan took tersebut. Walaupun para distributor ini umumnya di anggap sebagai bagian eksternal dan bukan internal organisasi, selama mereka dalam toko tersebut mereka sesungguhnya adalah bagian dari bisnis.













BAB II

PERILAKU INDIVIDU
1. Karakteristik individu dalam organisasi antara lain :


Ø  karakteristik biografis
·         Umur
·         Jenis kelamin
·         Status kawin
·         masa kerja
·         Kemampuan
·         kemampuan fisik
·         kemampuan intelektual
·         Kepribadian
·         Proses belajar
·         Persepsi
·         Sikap
·         Kepuasan kerja
2.Perilaku Individu dalam organisasi antara lain :


·         Produktifitas kerja
·         Kepuasan kerja
·         Tingkat absensi
·         Tingkat turnover
·         Pertama, mari kita membahas tentang dasar-dasar Perilaku Individu yang mempunyai karakteristik individu.

1. karakteristik biografis
yaitu karakteristik pribadi seperti umur, jenis kelamin, dan status kawin yang objektif dan mudah diperoleh dari rekaman pribadi.


Umur (age)


hubungan Umur - Turnover = umur meningkat maka tingkat turnover menurun. Alasannya karena alternatif pekerjaan (option) yang semakin sedikit, penghasilan lebih tinggi yang telah diperoleh, dan tunjangan pensiun yang lebih menarik.
Hubungan Umur - Absensi = Umur meningkat, maka ketidakhadiran yang disengaja menurun, dan ketidakhadiran yang tidak disengaja meningkat pula. Mengingat umur yang bertambah berarti adanya keluarga yang harus dibina. ketidakhadiran yang disengaja jarang sekali dilakukan, karena melihat pada nilai gaji yang terpotong bila tidak masuk kerja. Dan ketidakhadiran yang tidak disengaja meningkat pula, contoh : bila ada salah satu anaknya yang sakit.
Hubungan Umur - Produktivitas = umur meningkat, maka produktifitas menurun. Alasan : menurunnya kecepatan, kecekatan, dan kekuatan. Juga meningkatnya kejenuhan atau kebosanan, dan kurangnya rangsangan intelektual. Namun ada juga study yang mengemukakan bahwa hubungan umur dengan produktifitas ternyata tidak ada hubungannya sama sekali. Dengan alasan : menurunnya ketrampilan jasmani tidak cukup ekstrem bagi menurunnya produktifitas. Dan meningkatnya umur biasanya diimbangi dengan meningkatnya pengalaman.
hubungan umur - kepuasan kerja =
bagi karyawan profesional : umur meningkat, kepuasan kerja juga meningkat
karyawan non-profesional : kepuasan merosot selama usia tengah baya dan kemudian naik lagi dalam tahun-tahun selanjutnya. Bila digambarkan dalam bentuk kurva, akan berbentuk kurva U ("U" curve).
Jenis kelamin (gender)


tidak ada beda yang signifikan / bermakna dalam produktifitas kerja antara pria dengan wanita.
tidak ada bukti yang menyatakan bahwa jenis kelamin karyawan memperngaruhi kepuasan kerja.
hubungan gender - turnover = beberapa studi menjumpai bahwa wanita mempunyai tingkat keluar yang lebih tinggi, dan studi lain menjumpai tidak ada perbedaan antara hubungan keduanya.
hubungan gender - absensi = wanita mempunyai tingkat absensi yang lebih tinggi (lebih sering mangkir). dengan alasan : wanita memikul tanggung jawab rumah tangga dan keluarga yang lebih besar, juga jangan lupa dengan masalah kewanitaan.
Status kawin (martial status)


tidak ada studi yang cukup untu menyimpulkan mengenai efek status perkawinan terhadap produktifitas.
karyawan yang menikah lebih sediki absensinya, pergantian yang lebih rendah, dan lebih puas dengan pekerjaannya.
Masa kerja


tidak ada alasan bahwa karyawan yang lebih lama bekerja (senior) akan lebih produktif dari pada yang junior.
senioritas / masa kerja berkaitan secara negatif dengan kemangkiran dan dengan tingkat turnover.
masa kerja tinggi , tingkat absensi dan turnover rendah
masa kerja rendah, tingkat absensi dan turnover tinggi
Keduanya hal di atas berkaitan secara negatif


masa kerja tinggi, kepuasan kerja tinggi
masa kerja rendah, kepuasan kerja rendah
kedua hal di atas berkaitan secara positif

2 Kemampuan
yaitu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.


kemampuan intelektual. merupakan kemampuan yang diperlukan untuk mengerjakan kegiatan mental. misalnya : berpikir,menganalisis, memahami. yang mana dapat diukur dalam berbrntuk tes (tes IQ). Dan setiap orang punya kemampuan yang berbeda.
kemampuan fisik. merupakan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas yang menuntut stamina, kecekatan dan kekuatan.
3. Kepribadian
merupakan cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. kepribadian terbentuk dari faktor keturunan, juga lingkungan (budaya, norma keluarga dan pengaruh lainnya), dan juga situasi.

ciri dari kepribadian adalah :
merupakan karakteristik yang bertahan, yang membedakan perilaku seorang individu, seperti sifat malu, agresif, mengalah, malas, ambisius, setia.

4. Proses belajar (pembelajaran)
adalah bagaimana kita dapat menjelaskan dan meramalkan perilaku, dan pahami bagaimana orang belajar.

belajar adalah : setiap perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman.


belajar melibatkan perubahan (baik ataupun buruk)
perubahan harus relatif permanen
belajar berlangsung jika ada perubahan tindakan / perilaku
beberapa bentuk pengalaman diperlukan untuk belajar. pengalaman dapat diperoleh lewat pengamatan langsung atau tidak langsung (membaca) atau lewat praktek.
5. Persepsi
merupakan suatu proses dengan mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungannya.

distorsi persepsi (penyimpangan persepsi) :


persepsi selektif, orang-orang yang secara selektif menafsirkan apa yang mereka saksikan berdasarkan kepentingan, latar belakang, pengalaman, dan sikap.
efek halo, menarik suatu kesan umum mengenai individu berdasarkan suatu karakteristik tunggal (kesan pertama)
efek kontras, evaluasi dari karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh perbandingan dengan orang lain yang baru dijumpai, yang berperingkat lebih tinggi atau lebih rendah pada karakteristik yang sama.
proyeksi, menghubungkan karakteristik pribadinya terhadap karakteristik pribadi orang lain.
stereotype, menilai seseorang atas dasar persepsi kita terhadap kelompok dari orang tersebut (menggeneralisasikan)
6. Sikap
adalah pernyataan atau pertimbangan evaluatif (menguntungkan atau tidak menguntungkan) mengenai objek, orang dan peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan mengenai sesuatu. Dalam perilaku organisasi, pemahaman atas sikap penting, karena sikap mempengaruhi perilaku kerja.

komponen sikap :


kognitif, segmen pendapat atau keyakinan dari suatu sikap
afektif, segmen emosional dari suatu sikap
perilaku,suatu maksud untuk perilaku dalam suatu cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.
7. Kepuasan kerja
adalah suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. atau persaan senang atau tidak senang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja mempengaruhi sikap.

apa yang menetukan kepuasan kerja ?


kerja yang secara mental menantang. kesempatan menggunakan ketrampilan / kemampuan, tugas yang beragam, kebebasan, dan umpan balik.
ganjaran yang pantas. sistem upah dan kebijakan promosi yang adil.
kondisi kerja yang mendukung. lingkungan kerja yang aman, nyaman, fasilitas yang memadai.
rekan kerja yang mendukung. rekan kerja yang ramah dan mendukung, atasan yang ramah, memahami, menghargai dan menunjukan keberpihakan kepada bawahan.
kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan. bakat dan kemampuan karyawan sesuai dengan tuntutan pekerjaan.
kepuasan kerja yang rendah, mengakibatkan keluhan, absensi, dan tingkat turnover tinggi. Namun membuat tingkat produktifitas rendah juga.












BAB III
Definisi Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face) maupun dengan media. Berdasarkan definisi ini maka terdapat kelompok maya atau faktual (Burgon & Huffner, 2002). Contoh kelompok maya, misalnya komunikasi melalui internet (chatting, face book, email, etc.). Berkembangnya kelompok maya ini karena perkembangan teknologi media komunikasi.
Terdapat definisi lain tentang komunikasi interpersonal, yaitu suatu proses komunikasi yang bersetting pada objek-objek sosial untuk mengetahui pemaknaan suatu stimulus (dalam hal ini: informasi/pesan) (McDavid & Harari).
Fungsi Komunikasi interpersonal sebagai berikut:
Untuk mendapatkan respon/ umpan balik. Hal ini sebagai salah satu tanda efektivitas proses komunikasi. Bayangkan bagaimana kalau tidak ada umpan balik, saat Anda berkomunikasi dengan orang lain. Bagaimana kalau Anda sms ke orang lain tetapi tidak dibalas?
Untuk melakukan antisipasi setelah mengevaluasi respon/ umpan balik. Contohnya, setelah apa yang akan kita lakukan setelah mengetahui lawan bicara kita kurang nyaman diajak berbincang.
Untuk melakukan kontrol terhadap lingkungan sosial, yaitu kita dapat melakukan modifikasi perilaku orang lain dengan cara persuasi. Misalnya, iklan yang arahnya membujuk orang lain.
Maha bijaksana Tuhan yang telah mengatur proses komunikasi intrapersonal yang melibatkan beberapa unsur atau elemen sebagai berikut (Burgon & Huffner, 2002):
Sensasi, yaitu proses menangkap stimulus (pesan/informasi verbal maupun non verbal). Pada saat berada pada proses sensasi ini maka panca indera manusia sangat dibutuhkan, khususnya mata dan telinga.
Persepsi, yaitu proses memberikan makna terhadap informasi yang ditangkap oleh sensasi. Pemberian makna ini melibatkan unsur subyektif. Contohnya, evaluasi komunikan terhadap proses komunikasi, nyaman tidakkah proses komunikasi  dengan orang tersebut?
Memori, yaitu proses penyimpanan informasi dan evaluasinya dalam kognitif individu. Kemudian informasi dan evaluasi komunikasi tersebut akan dikeluarkan atau diingat kembali pada suatu saat, baik sadar maupun tidak sadar. Proses pengingatan kembali ini yang disebut sebagai recalling.
Berpikir, yaitu proses mengolah dan memanipulasi informasi untuk memenuhi kebutuhan atau menyelesaikan masalah. Proses ini meliputi pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan berfikir kreatif. Setelah mendapatkan evaluasi terhadap proses komunikasi interpersonal maka ada antisipasi terhadap proses komunikasi yang selanjutnya. Contohnya, jika kita merasa tidak nyaman berkomunikasi dengan dosen maka kita mempunyai cara untuk antisipasi agar komunikasi di kemudian hari menjadi lancar.
Seringkali komunikan tidak saling memahami maksud pesan atau informasi dari lawan bicaranya. Hal ini disebabkan beberapa masalah antara:
A.Komunikator;
Hambatan biologis, misalnya komunikator gagap.
Hambatan psikologis, misalnya komunikator yang gugup.
Hambatan gender, misalnya perempuan tidak bersedia terbuka terhadap lawan bicaranya yang laki-laki.
B.Media;
Hambatan teknis, misalnya masalah pada teknologi komunikasi (microphone, telepon, power point, dan lain sebagainya).
Hambatan geografis, misalnya blank spot pada daerah tertentu sehingga signal HP tidak dapat ditangkap.
Hambatan simbol/ bahasa, yaitu perbedaan bahasa yang digunakan pada komunitas tertentu. Misalnya kata-kata “wis mari” versi orang Jawa Tengah diartikan sebagai sudah sembuh dari sakit sedangkan versi orang Jawa Timur diartikan sudah selesai mengerjakan sesuatu.
Hambatan budaya, yaitu perbedaan budaya yang mempengaruhi proses komunikasi.
C. Komunikate;
Hambatan biologis, misalnya komunikate yang tuli.
Hambatan psikologis, misalnya komunikate yang tidak berkonsentrasi dengan pembicaraan.
Hambatan gender, misalnya seorang perempuan akan tersipu malu jika membicarakan masalah seksual dengan seorang lelaki.





CONTOH KASUS ORGANISASI
Metode Pengukuran Dalam Seleksi Karyawan
Pada waktu melakukan seleksi karyawan, organisasi berusaha melakukan pengukuran yang akurat dan reliable dengan harapan mereka akan dapat memilih karyawan yang paling “tepat.” Dengan kata lain, psikolog diharapkan dapat membuat prediksi mengenai perilaku dan prestasi kerja individu di masa yang akan datang (Kwaske & Laser, 2004).
Hal ini dianggap penting karena tanpa karyawan yang kompeten dan bermotivasi tinggi, organisasi tidak akan dapat berfungsi secara efektif. Banyak perusahaan rela menghabiskan ribuan dollar untuk merekrut satu karyawan yang terbaik, dan hal ini dianggap sebagai investasi yang menguntungkan (Stickrath & Sheppard, 2004).
Ketika kita membahas pengukuran dalam konteks pemilihan karyawan, pada umumnya asosiasi yang muncul adalah pengukuran psikometrik atau kuantitatif. Pengukuran semacam ini yang banyak digunakan oleh perusahaan pada saat ini adalah pengukuran kemampuan verbal, numeric, logika abstrak dan kepribadian atau gaya kerja. Ketika pengukuran yang lebih subjektif seperti wawancara atau assessment centre digunakan, maka lebih besar kemungkinan digunakannya metoda kualitatif. Namun demikian, hasil pengukuran subjektif inipun seringkali dikuantifikasi dalam bentuk rating.
Tulisan ini akan membahas baik teknik kuantitatif maupun kualitatif yang digunakan dalam praktek seleksi karyawan serta untung-rugi dari masing-masing teknik.

PENGUKURAN KUANTITATIF
Pengukuran dalam konteks seleksi karyawan dapat didefinisikan sebagai, “satu set prosedur yang menilai pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, dan karakteristik kepribadian seorang individu dengan tujuan membuat rekomendasi… mengenai kesesuaian individu tersebut untuk sebuah pekerjaan” (Kwaske & Laser, 2004, pp. 186-187). Inilah yang berusaha dicapai oleh staf SDM setiap perusahaan melalui proses seleksi yang menggunakan metode pengukuran kuantitatif.
Alat-alat pengukuran kuantitatif seringkali diciptakan oleh para psikolog melalui proses sebagai berikut (Stickrath & Sheppard, 2004): item-item tes disusun dengan tujuan untuk mengukur sebuah atribut dan hasilnya berupa alat tes eksperimental diadministrasikan pada sebuah sampel yang mewakili populasi target. Item yang gagal memenuhi standard minimum psikometris akan dibuang dan proses pembuangan ini akan menghasilkan satu set item yang akan dipertahankan. Validitas prediktif dari alat tes ini lalu bisa diketahui dengan cara mengukur korelasi antara skor tes dengan prestasi kerja.
Ada banyak kemampuan dan karakteristik manusia yang bisa dikuantifikasi untuk tujuan pengukuran. Stickrath & Sheppard (2004) memberikan sebuah contoh kasus sebagai berikut: Pada waktu memilih petugas penjara, salah satu karakteristik yang dibutuhkan adalah kemampuan petugas untuk mengetahui apakah perkelahian antar narapidana akan terjadi. Untuk itu, hal di atas dijadikan salah satu item dalam suatu alat tes yang disebut Ohio Corrections Officer Psychological Inventory. Untuk kebutuhan yang sama yaitu memilih petugas penjara, di Amerika Serikat juga beredar sebuah alat tes berupa video. Para kandidat diminta menonton beberapa skenario di lingkungan penjara dan menjawab soal pilihan berganda. Mereka harus menjawab minimal 70% dari pertanyaan secara benar untuk dapat melanjutkan ke tahap seleksi berikutnya. Selain itu, ada beberapa pilihan jawaban dalam soal pilihan berganda tadi yang dianggap “kesalahan fatal” dan kandidat yang memilih pilihan fatal tadi akan otomatis gugur dari proses seleksi.